Rabun Dekat: Pengertian, Penyebab, dan Cara Mengobati

Rabun dekat, juga dikenal sebagai hipermetropia atau rabun jauh, adalah gangguan pada sistem penglihatan yang menyebabkan objek dekat tampak kabur. Kondisi ini cukup umum dan mempengaruhi sejumlah besar orang di seluruh dunia. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu rabun dekat, penyebabnya, dan cara mengobati kondisi ini.

Rabun dekat adalah

Rabun dekat atau hipermetropia adalah kondisi di mana mata tidak dapat melihat objek dekat dengan jelas. Ini terjadi ketika cahaya yang masuk ke mata difokuskan di belakang retina, bukan tepat di atasnya. Akibatnya, objek yang dekat tampak kabur, sementara objek yang jauh mungkin masih terlihat jelas. Hipermetropia biasanya terdeteksi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal dan dapat memburuk seiring bertambahnya usia.

Penyebab Rabun Dekat                 

Beberapa faktor yang dapat menyebabkan rabun dekat meliputi:

  1. Faktor genetik: Hipermetropia cenderung berjalan dalam keluarga. Jika orang tua Anda memiliki hipermetropia, risiko Anda untuk mengalaminya juga meningkat.

  2. Bentuk mata yang tidak normal: Hipermetropia terjadi ketika bola mata terlalu pendek atau lensa mata tidak melengkung cukup. Hal ini menyebabkan cahaya difokuskan di belakang retina, bukan tepat di atasnya.

  3. Usia: Hipermetropia seringkali mulai terdeteksi pada masa kanak-kanak atau dewasa awal dan dapat memburuk seiring bertambahnya usia, terutama saat mencapai usia 40-an dan 50-an.

  4. Kondisi mata lainnya: Beberapa kondisi mata, seperti astigmatisme, dapat menyebabkan atau memperburuk hipermetropia.

Cara Mengobati Rabun Dekat

Berikut ini beberapa cara untuk mengobati rabun dekat:

  1. Kacamata dan lensa kontak: Kacamata dan lensa kontak khusus dengan lensa cembung dapat membantu mengoreksi hipermetropia dengan memfokuskan cahaya dengan benar pada retina.

  2. Terapi visual: Terapi visual melibatkan serangkaian latihan mata yang dirancang untuk meningkatkan kemampuan mata untuk fokus. Meskipun terapi ini tidak dapat mengoreksi hipermetropia sepenuhnya, ia dapat membantu mengurangi ketegangan mata dan mengurangi gejala.

  3. Pembedahan refraktif: Pembedahan refraktif, seperti LASIK atau PRK, melibatkan penggunaan laser untuk mengubah bentuk kornea, sehingga cahaya dapat difokuskan dengan benar pada retina. Prosedur ini dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan kebutuhan akan kacamata atau lensa kontak bagi beberapa pasien.

  4. Lensa implan: Bagi beberapa orang, lensa implan dapat menjadi solusi yang efektif. Lensa ini ditanamkan di dalam mata untuk membantu memfokuskan cahaya pada retina. Prosedur ini lebih invasif daripada pembedahan refraktif dan mungkin lebih cocok untuk pasien dengan hipermetropia tinggi atau kondisi mata lainnya.

  5. Pencegahan dan perawatan dini: Dalam beberapa kasus, hipermetropia dapat dicegah atau setidaknya diperlambat melalui perawatan dini. Anak-anak yang menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan dan mengurangi waktu yang dihabiskan untuk kegiatan jarak dekat mungkin memiliki risiko hipermetropia yang lebih rendah. Selain itu, mengenakan kacamata dengan resep yang tepat dan mengikuti petunjuk dokter mata juga penting untuk menjaga kesehatan mata.

  6. Senam mata: Latihan mata tertentu, seperti melihat objek jauh kemudian melihat objek dekat secara bergantian, dapat membantu melatih otot mata untuk bekerja lebih efisien. Meskipun senam mata tidak dapat mengoreksi hipermetropia sepenuhnya, mereka dapat membantu mengurangi ketegangan mata dan mengurangi gejala.

  7. Nutrisi yang baik: Mengonsumsi makanan yang kaya akan vitamin A, C, dan E, serta mineral seperti seng dan tembaga, dapat membantu menjaga kesehatan mata. Beberapa makanan yang baik untuk mata meliputi sayuran berdaun hijau, ikan berlemak, buah-buahan, dan kacang-kacangan.

  8. Kontrol gula darah: Bagi penderita diabetes, mengontrol gula darah sangat penting untuk menjaga kesehatan mata. Fluktuasi kadar gula darah yang tidak terkendali dapat mempengaruhi lensa mata, yang pada gilirannya dapat memperburuk hipermetropia.

  9. Berkonsultasi dengan dokter mata: Jika Anda mengalami hipermetropia, penting untuk secara teratur berkonsultasi dengan dokter mata dan mematuhi rekomendasi perawatan mereka. Dokter mata dapat mengevaluasi kondisi mata Anda dan menyesuaikan resep kacamata atau lensa kontak Anda jika diperlukan.

BACA JUGA:  Penyakit Jantung Rematik: Penyebab, Gejala, dan Pengobatan

Kesimpulan

Rabun dekat atau hipermetropia adalah kondisi yang mempengaruhi banyak orang di seluruh dunia. Kondisi ini disebabkan oleh beberapa faktor, termasuk faktor genetik, bentuk mata yang tidak normal, faktor lingkungan, dan usia. Untuk mengobati rabun dekat, ada berbagai pilihan perawatan yang tersedia, mulai dari kacamata dan lensa kontak hingga pembedahan refraktif dan terapi visual. Penting untuk bekerja sama dengan dokter mata Anda untuk menemukan solusi terbaik yang sesuai dengan kebutuhan Anda dan menjaga kesehatan mata secara keseluruhan.

Tinggalkan komentar