Dalam dunia teknologi informasi saat ini, Docker dan Virtual Machine (VM) telah menjadi dua teknologi yang paling banyak digunakan untuk pengisolasian dan pengaturan sumber daya komputasi. Meskipun kedua teknologi ini memiliki beberapa kesamaan, ada perbedaan fundamental yang mempengaruhi bagaimana dan kapan mereka digunakan. Dalam artikel ini, kita akan membahas apa itu Docker dan Virtual Machine, serta apa perbedaan antara keduanya.
Apa Itu Docker?
Docker adalah platform yang dirancang untuk memudahkan pengembangan, penyebaran, dan pengoperasian aplikasi dengan menggunakan container. Docker memungkinkan kita untuk “membungkus” aplikasi dan dependensinya dalam sebuah container, yang dapat berjalan di hampir semua sistem operasi.
Container adalah unit eksekusi yang ringan dan portabel. Mereka mengisolasi aplikasi dan dependensinya dari sistem operasi yang mendasari, tetapi berbagi kernel OS dengan aplikasi lain yang berjalan dalam container lain pada mesin yang sama.
Apa Itu Virtual Machine?
Virtual Machine (VM), di sisi lain, adalah emulasi perangkat keras komputer fisik. Sebuah VM mencakup sistem operasi lengkap dan semua perangkat keras virtual yang diperlukan oleh OS tersebut. Ini berarti VM dapat menjalankan aplikasi dan layanan seolah-olah mereka berjalan pada mesin fisik yang terpisah.
Hypervisor atau Virtual Machine Monitor (VMM) digunakan untuk membuat dan mengelola VM. Hypervisor berfungsi sebagai lapisan antara perangkat keras fisik dan VM, memungkinkan beberapa VM berjalan secara bersamaan pada satu mesin fisik.
Perbedaan Antara Docker dan Virtual Machine
Meskipun Docker dan VM sama-sama memungkinkan pengisolasian aplikasi, ada beberapa perbedaan penting antara keduanya:
1. Overhead
Salah satu perbedaan terbesar antara Docker dan VM adalah overhead. Karena VM mencakup sistem operasi lengkap dan perangkat keras virtual, mereka cenderung memerlukan lebih banyak sumber daya sistem daripada container Docker.
Sebaliknya, Docker containers lebih ringan karena mereka berbagi kernel sistem operasi dan tidak memerlukan perangkat keras virtual. Ini berarti Anda biasanya dapat menjalankan lebih banyak containers pada satu mesin fisik daripada VM.
2. Portabilitas
Kedua teknologi ini menawarkan portabilitas, tetapi cara mereka melakukannya berbeda. Sebuah VM adalah lingkungan yang sepenuhnya mandiri dan independen, dengan sistem operasi sendiri dan set lengkap perangkat keras virtual. Ini berarti VM dapat berjalan pada setiap mesin yang memiliki hypervisor yang kompatibel, tanpa memperhatikan sistem operasi host.
Di sisi lain, Docker containers lebih bergantung pada sistem operasi host, karena mereka berbagi kernel OS. Namun, karena container Docker “membungkus” aplikasi dan dependensinya, mereka dapat dijalankan pada sistem operasi mana pun yang mendukung Docker, yang mencakup Linux, Windows, dan macOS.
3. Penggunaan Sumber Daya
Docker umumnya lebih efisien dalam menggunakan sumber daya sistem. Sebuah container Docker hanya perlu berisi aplikasi dan dependensinya, tanpa memerlukan sistem operasi penuh seperti VM. Ini berarti Docker biasanya dapat berjalan dengan lebih sedikit sumber daya (seperti memori dan CPU) dibandingkan VM, memungkinkan sistem dapat menjalankan lebih banyak container sekaligus.
Sebaliknya, setiap VM harus menjalankan sistem operasi lengkap, yang berarti mereka umumnya membutuhkan lebih banyak sumber daya sistem. Namun, VM menawarkan tingkat isolasi yang lebih tinggi, yang bisa menjadi penting untuk beberapa aplikasi atau lingkungan.
4. Keamanan
Dalam hal keamanan, VM biasanya menawarkan tingkat isolasi yang lebih tinggi dibandingkan Docker. Karena setiap VM menjalankan sistem operasi sendiri, bahkan jika satu VM dikompromikan, VM lain pada mesin fisik yang sama biasanya tetap aman.
Sebaliknya, walaupun Docker containers diisolasi dari satu sama lain, mereka masih berbagi kernel OS dengan container lain dan host OS. Ini berarti jika seorang penyerang berhasil mendapatkan akses ke kernel melalui container, mereka mungkin dapat mempengaruhi container lain atau bahkan host OS.
5. Waktu Startup
Docker containers umumnya memiliki waktu startup yang lebih cepat dibandingkan VM. Karena VM harus mem-boot sistem operasi lengkap setiap kali mereka dijalankan, proses ini bisa memakan waktu. Sebaliknya, Docker containers hanya perlu memulai aplikasi dan dependensinya, yang biasanya jauh lebih cepat.
Perbandingan kelebihan dan kekurangan docker vs virtual machine
Berikut adalah perbandingan antara kelebihan dan kekurangan Docker dan Virtual Machine (VM):
Docker
Kelebihan Docker:
-
Ringan: Docker containers jauh lebih ringan daripada VM karena mereka berbagi kernel dengan host dan tidak memerlukan OS sendiri. Hal ini menghasilkan penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan memungkinkan lebih banyak containers berjalan pada satu mesin fisik.
-
Portabilitas: Docker memungkinkan aplikasi untuk di-bundle dengan semua dependensinya ke dalam sebuah container. Ini membuatnya mudah untuk memindahkan aplikasi antara lingkungan yang berbeda dan memastikan bahwa aplikasi akan berjalan sama di mana pun itu dijalankan.
-
Waktu Startup yang Cepat: Docker containers memulai hampir secara instan. Hal ini membuat mereka ideal untuk skenario di mana Anda perlu untuk dengan cepat men-scaling up dan down aplikasi Anda berdasarkan permintaan.
Kekurangan Docker:
-
Isolasi yang Lebih Rendah: Meskipun Docker containers diisolasi satu sama lain, mereka masih berbagi kernel OS dengan host dan container lainnya. Ini berarti bahwa jika seorang penyerang dapat mengakses kernel, mereka mungkin dapat mempengaruhi container lain atau host OS.
-
Ketergantungan pada OS: Docker containers bergantung pada kernel sistem operasi host, yang dapat membatasi di mana container dapat dijalankan. Misalnya, container Docker yang dibuat untuk Linux tidak akan dapat berjalan pada Windows.
Virtual Machine
Kelebihan Virtual Machine:
-
Isolasi yang Kuat: Setiap VM memiliki sistem operasi dan sumber daya sendiri, yang memberikan tingkat isolasi yang kuat. Jika satu VM mengalami masalah atau dikompromikan, VM lainnya pada mesin yang sama biasanya tidak terpengaruh.
-
Kompatibilitas: Karena VM menjalankan sistem operasi lengkap, mereka dapat menjalankan hampir semua aplikasi yang dapat berjalan pada sistem operasi tersebut, tanpa memperhatikan sistem operasi host.
Kekurangan Virtual Machine:
-
Overhead: VM memerlukan lebih banyak sumber daya daripada Docker containers karena mereka harus menjalankan sistem operasi lengkap. Hal ini dapat membatasi jumlah VM yang dapat berjalan pada satu mesin fisik.
-
Waktu Startup yang Lebih Lama: VM memerlukan waktu lebih lama untuk memulai dibandingkan dengan Docker containers karena mereka harus mem-boot sistem operasi lengkap.
Masing-masing teknologi memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri, dan pilihan terbaik akan bergantung pada kebutuhan spesifik Anda. Dalam beberapa kasus, Docker dan VM mungkin bahkan digunakan bersama-sama dalam satu lingkungan untuk memanfaatkan kelebihan dari kedua teknologi.
Kesimpulan
Docker dan Virtual Machine adalah dua teknologi yang memberikan pengisolasian aplikasi dan kontrol sumber daya, tetapi mereka melakukannya dengan cara yang sangat berbeda. Docker, dengan pendekatan container-nya, menawarkan ringkasan overhead, portabilitas tinggi, penggunaan sumber daya yang efisien, dan waktu startup yang cepat. Sementara itu, Virtual Machines, dengan emulasi perangkat keras penuh, menawarkan isolasi yang lebih baik dan independensi dari sistem operasi host.
Pilihan antara Docker dan VM akan tergantung pada kebutuhan spesifik Anda. Jika Anda memerlukan isolasi yang kuat dan ingin aplikasi Anda berjalan dalam lingkungan yang sama persis di mana saja, VM mungkin adalah pilihan yang baik. Namun, jika Anda menginginkan efisiensi, portabilitas, dan waktu startup yang cepat, Docker mungkin lebih sesuai untuk kebutuhan Anda.
Dalam banyak kasus, Docker dan VM digunakan bersama-sama, memanfaatkan kekuatan dari kedua teknologi. Misalnya, Anda mungkin memiliki beberapa VM, masing-masing menjalankan Docker dan host beberapa container. Dengan cara ini, Anda mendapatkan keuntungan isolasi VM dan efisiensi Docker. Dalam dunia teknologi modern yang cepat berubah ini, memahami kedua teknologi ini dan bagaimana mereka dapat digunakan secara efektif adalah suatu keharusan bagi setiap profesional TI.